Survei Lapangan Terkait Pemetaan Komoditas Pertanian dan Perkebunan, KKN-PPM UGM

  • Aug 20, 2023
  • Admin Desa Babulu Darat

KKN-PPM UGM di Desa Babulu Darat

Kuliah kerja nyata, dalam bayangan saya merupakan pembelajaran bagaimana kita hidup bermasyarakat dan berkontribusi bagi masyarakat yang sebelumnya belum pernah saya rasakan secara langsung. Saya bersama 22 anggota Tim KKN Gayongkase yang lain melakukan KKN di Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Timur, Kabupaten Penajam Paser Utara, kecamatan Babulu. Kami dibagi menjadi dua Sub Unit, yaitu di Desa Babulu Darat dan Babulu Laut. 

Saya sendiri berada di Sub Unit Desa Babulu Darat bersama dengan 14 orang lainnya. Disini kami memiliki beberapa program kerja yang harus kami selesaikan selama 50 hari masa kerja di desa ini, masing-masing mahasiswa memiliki 5 program kerja utama. Saya sendiri memiliki beberapa program kerja yang berkaitan dengan pendidikan dan pemetaan. 

Program kerja saya memang kebanyakan berkecimpung pada pemetaan, saya sendiri merupakan mahasiswa dari Sekolah Vokasi jurusan Teknologi Survei Dan Pemetaan Dasar angkatan 2020. Pembuatan story map ini juga merupakan bagian dari program kerja saya. Disini saya ingin menceritakan pada saat saya melakukan survei lapangan di Desa Babulu Darat terkait komoditas perkebunan dan pertanian yaitu sawit dan sawah. 

Pilihan saya mengambil tema komoditas pertanian dan perkebunan ini adalah karena sebagian besar wilayah di Desa Babulu Darat ini dikelilingi oleh sawit dan sawah. Jadi saya melakukan pemetaan area sawah dan sawit, serta pengambilan sampel jenis tanah untuk menambahkan informasi tambahan pada peta. Survei ini dilakukan di beberapa RT saja untuk pengambilan sampelnya. 

Berikut cerita kami dalam melakukan survei lapangan di Desa Babulu Darat.

Perjalanan kami dimulai…

Berangkat pukul 09.00 WITA pagi, kami awali perjalanan menuju RT 13. Tak sampai 5 menit, akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Pak Nurhan selaku ketua RT 13 menyambut kedatangan kami dengan hangat. Tanpa berlama-lama, kami langsung berkeliling RT 13 untuk mengambil sampel tanah dan mengidentifikasi komoditas lahan. Bapak Nurhan juga mengajak kami berkunjung ke pondokan beliau yang jaraknya tak jauh dari tempat kami mengambil sampel tadi. Pondokan tersebut merupakan tempat istirahat bagi para anggota kelompok tani RT 13. Sepanjang perjalanan menuju kesana, kami disuguhkan pemandangan indah berupa hamparan sawah hijau yang luas nan asri. Sesampainya di sana, kami melihat sebuah pondokan kayu di tengah persawahan yang dikelilingi tambak-tambak ikan. Sangat teduh dan sejuk diiringi angin yang sepoi-sepoi.

Setelah selesai mengambil data di RT 13, perjalanan kami lanjutkan ke RT 12. Karena letaknya yang bersebelahan, tak butuh waktu lama bagi kami mencapai lokasi tujuan. Kami disambut Pak Ramliansyah di rumahnya. Pak Ramliansyah termasuk RT yang usianya cukup muda di antara RT-RT lain. Sama dengan sebelumnya, sampel tanah yang kami ambil dekat dengan persawahan. Hal ini dikarenakan tanah di daerah tersebut merupakan tanah asli, bukan tanah urugan. Uniknya, sawah di daerah Babulu memiliki karakteristik yang berbeda dengan sawah pada umumnya. Sawah tersebut bukan sawah yang ditanam pada umumnya, namun langsung ditabur dan disebarkan sehingga tidak berpola seperti sawah yang ditanam. Selain mengambil sampel, kami juga melakukan diskusi dengan Pak Ramliansyah terkait konversi lahan, ketersediaan air di Babulu Darat serta dinamika masyarakat setempat. 

Survei kami lanjutkan setelah istirahat makan dan sholat dzuhur. Tujuan selanjutnya adalah RT 19. Bapak Ketua RT 19 yang bernama Bunyamin Syam dikenal sebagai pecinta karaoke. Sebutan tersebut ternyata benar. Ketika kami sampai di rumah beliau, nampak Pak Syam sedang berkaraoke. 

Setelah menyampaikan maksud dan tujuan program kerja, kami langsung diantar beliau ke lahan sawit untuk mengambil sampel tanah. Kami mengambil dua lokasi, yaitu di bawah bukit dan di atas bukit. Hal ini dikarenakan menurut Pak Syam tanah di kedua lokasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, walaupun sama-sama ditanami sawit. Dan benar saja. Tanah di bawah bukit mengandung lebih banyak pasir dan warnanya lebih krem. Sedangkan tanah di atas bukit mengandung sedikit pasir dan berwarna coklat. RT 19 termasuk RT yang dikelilingi dan dipenuhi oleh lahan sawit. Hampir sebagian besar wilayahnya merupakan lahan sawit, sedangkan jumlah jiwa yang ada hanya sedikit. 

 

Keesokan Harinya

Keesokan harinya, kami melanjutkan survei di RT 23 dan RT 29. Berangkat pukul 07.30 WITA, dengan tujuan pertama RT 23. Pak Airul Anwar selaku ketua RT 23 menyambut kedatangan kami dengan hangat di kediamannya dan menyuguhkan secangkir kopi juga gorengan untuk disantap dahulu sebelum kami berkeliling. Kami berbincang panjang lebar mengenai lahan persawahan yang banyak beralih fungsi ke lahan perkebunan sawit. Beberapa perbincangan ringan lain yang tak kalah menarik, membuat kami semakin penasaran dengan keadaan langsung di lapangan. Kami diajak berkeliling Pak Airul ke area persawahan yang sangat luas dan tidak jauh dari kediaman beliau. Seperti biasa, disana kami mengambil sampel tanah dan mengidentifikasi penggunaan lahan. Terdapat beberapa lahan yang memang sudah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit, seperti kata Pak Airul tadi. Sebenarnya banyak sekali faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Namun, yang paling utama adalah ekonomi. Masyarakat menilai menanam sawit lebih menguntungkan dibandingkan menanam sawah.

Survei dilanjutkan setelah berpamitan dengan Bapak Airul. Cukup bergeser sedikit ke barat dari pondokan,  sampailah kami di tujuan akhir survei, yaitu RT 29. Setibanya di kediaman Pak Jasim selaku ketua RT 29, kami langsung diantar menuju perkebunan sawit untuk mengambil sampel tanah. Perjalanan dilakukan dengan melewati RT 30 terlebih dahulu. Setibanya di tempat, kami diskusi terkait hama yang biasa muncul di perkebunan sawit ini sembari mengambil sampel tanah. Beliau bercerita bahwa dulu pernah bertemu dengan beruang dan sering menemukan jejak kaki hewan-hewan liar yang kemungkinan adalah jejak kaki beruang atau babi hutan. Ular juga sering ditemukan di tempat ini, terutama jenis ular kobra. Akhirnya kami pamit pulang setelah beberapa waktu tadi berdiskusi dan mengambil sampel. Pak Jasim pun juga melanjutkan kegiatannya di kebun.

Seperti itulah cerita survei lapangan kami di Desa Babulu Darat. Sambutan warga yang hangat, bapak-bapak RT yang ramah, pemandangan yang asri dan unik membuat kami sangat senang berkeliling desa. Banyak sekali wawasan dan pengetahuan baru yang kami dapatkan. Kegiatan ini menjadi pengalaman tak terlupakan bagi kami. Rasanya, ingin bisa kembali lagi ke tanah Kalimantan setelah program KKN-PPM ini berakhir.

Berikut Merupakan Hasil Peta Kami